Aliran Naturalisme dan Idealisme :
oleh : Elisabeth Agnes Tnunay
1.
Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan
hidup yang menganggap bahwa orang akan menjadi bahagia dengan mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan sedapat mungkin menghindari perasaan-perasaan
yang menyakitkan. Gaya hidup hedonis adalah suatu pola
hidup yang mencari kesenangan seperti, banyak menghabiskan waktu diluar
rumah, lebih banyak bermain, senang membeli barang-barang yang berharga mahal.Menurut saya Perilaku hedonisme saat ini sudah sangat melekat pada sebagian
masyarakat Indonesiaterutama masyarakat yang tinggal dikota-kota besar. Dimana
perilaku hidup seperti ini bersifat negative karena hanya mementingkan
kenikmatan, kesenangan dan kepuasaan yang semuanya bersifat duniawi. Contoh
yang nyata yang saya temui, pada saat ini kemajuan teknologi informasi telah
menawarkan berbagai macam gaya hidup kepada masyarakat terutama kepada generasi
muda/remaja. Para remaja berlomba-lomba untuk mengikuti tren gaya hidup untuk
mencapai kepuasaan pribadi yang kadang-kadang menjerumus kepada hal-hal yang
bersifat negative. Karena banyaknya efek buruk yang ditimbulkan oleh adanya
budaya hedonis maka kita perlu untuk mengantisipasinya dengan perlunya
keputusan yang tepat dalam memilih barang atau kepentingan, menanamkan pola
hidup sederhana dalam pribadi masing-masing, adanya kedewasaan dalam berfikir,
perlunya ketelitian dalam mengelola uang terutama uang yang ada pada diri
remaja yang biasanya berasal dari orang tua agar pengeluaran tidak lebih besar
dari pada pemasukan, dalam berbelanja hendaknya kita mencari suatu yang
benar-benar kita perlukan. Tokoh
aliran ini adalah Zeno (340-264 SM), Seorang ahli fakir yunani yang terkenal
dengan aliran perguruan “Stoa”. Tokoh aliran ini adalah Epikuros (341-270 SM), yang
menyatakan ada tiga kelezatan. Kelezatan yang wajar yang diperlukan sekali
seperti makanan dan minuman, kelezatan yang wajar yang belum diperlukan sekali
seperti makanan Enak, kelezatan yang tidak wajar yang tidak diperlukan yang
dirasakan manusia atas dasar fikiran yang salah misalnya kemegahan harta benda.
Menurut saya, pola hidup Hedonisme itu tidak baik karena alkitab sendiri
mengatakan bahwa sebagai manusia kita harus cukupkan diri kita dengan apa yang
ada pada kita. Karena jika kita hidup sperti itu pasti kita akan hidup dalam
kekuatiran.
2.
Pragmatisme
Pragmatisme
adalah aliran filsafat yang mengajarkan
bahwa yang benar adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang
benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasilnya yang bermanfaat secara
praktis. Ide menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan
kegunaan. Pragmatisme merupakan gerakan filsfat Amerika yang menjadi
terkenal selama satu abad terakhir. Ia adalah filsafat yang mencerminkan dengan
kuat sifat-sifat kehidupan Amerika. Tokoh-tokoh dari pragmatisme adalah :
Charles S. Peirce (1839-1934), George Herberrt Mead (1863-1931), John Dewey
(1859-1952) : filsafat harus berpijak pada pengalaman dan mengolahnya secara
praktis, menurutnya tak ada sesuatu yang tetap. Manusia senantiasa bergerak dan
berubah. Jika mengalami kesulitan, segera berpikir untuk mengatasi kesulitan
itu. Kebenaran dari pengertian dapat ditinjau dari berhasil tidaknya
mempengaruhi kenyataan. Pandangan filsafat William James (1842- 1910), menyatakan bahwa tiada kebenaran yang mutlak,
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri lepas dari akal yang
mengenal. Sebab pengalaman kita berjalan terus dan segala yang kita anggap benar
dalam perkembangan pengalaman itu senantiasa berubah, karena dalam praktek, apa
yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh pengalaman berikutnya.
3.
Marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti
pandangan-pandangan dari Karl Marx pada abad ke-18. Marx menyusun sebuah teori
besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik.
Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis serta
penerapannya pada kehidupan sosial. Negara yang masih menganut marxisme adalah
Tiongkok, Vietnam, Korea Utara, Kuba dan Laos. Aliran ini
memegang motto ”segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan
dapat ditempuh untuk mencapai suatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik
asalkan dapat menyampaikan tujuan.
Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham
kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan
mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena
dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan
mereka hanya dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus
hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul
karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang
didominasi orang-orang kaya. Hal paling mendasar yang harus dilakukan manusia
agar dapat terus hidup adalah mendapatkan sarana untuk tetap bertahan hidup.
Mengenai aliran ini, menindas orang lain bukanlah suatu kebahagiaan. Kita semua
adalah manusia yang diciptakan Allah dann sama, oleh karena itu kita harus
memperhatikan sesama kita. Jangan kita mengambil bagian yang bukan menjadi
milik kita. Karena ketika kita menindas orang lain sama saja kita menindas diri
kita sendiri.
4. Rasionalisme
Rasionalisme adalah
paham yang menggunakan logika dan akal sehat untuk berpikir dan tidak
menggunakan prinsip-prinsip yang ada di luar nalar atau tahayul. Karena
rasionalisme mengungkapkan suatu kebenaran berdasarkan hal-hal yang ada dan
pasti sesuai dengan kenyataan atau berdasarkan rasio kita.
Ciri-ciri
rasionalisme antara lain, yakni :
- Kepercayaan pada kekuatan akal budi manusia.
- Penolakan terhadap tradisi, dogma, dan otoritas. Dengan ini berpengaruh pada berbagai bidang antara lain: bidang sosial politik, agama dan ilmu-ilmu pengetahuan.
Munculnya rasionalisme dilatarbelakangi oleh kegundahan dan
kegelisahan pada filsuf pada abad pertengahan terhadap sikap masyarakat yang
mempercayai mitos dan dogma dari rumah ibadah (gereja). Mereka cenderung
menerima begitu saja dogma-dogma tersebut tanpa mau memahami atau mencari
kebenarannya. Para filsuf tersebut menganggap gereja telah menghipnotis
gerak-gerik aktivitas masyarakat dengan dogma tersebut, seakan-akan kehidupan
masyarakat telah didominasi oleh gereja. Hingga pada akhirnya muncullah Rene Descartes.
Ia sangat anti terhadap dogma gereja yang menurutnya tidak rasional penuh
dengan mitos dan tidak dapat mendorong pada kemajuan pola pikir filsafat pada
saat itu. Ia juga merasa bahwa perkembangan pola pikir berjalan sangat lambat.
Ia melihat bahwa banyak tokoh gereja yang mengatasnamakan agama yang
menyebabkan lambatnya perkembangan pola pikir filsafat. Ia berpendapat bahwa
akal adalah sumber dari pengetahuan. Sehingga apapun yang tidak bisa dikaji
dengan akal (tidak masuk akal), maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai
suatu pengetahuan yang ilmiah. Rasionalisme memiliki beberapa tokoh terpenting,
diantaranya :
- Rene Descartes (1596-1650 M)
Rene Descartes adalah pelopor rasionalisme. Ia merupakan
filsuf perancis, ahli matematika dan saintis yang dijuluki “Bapak
Filsafat Eropa Modern”. Rene Descartes berpendapat bahwa sumber pengetahuan
yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat
akallah yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua pengetahuan yang ilmiah.
2. Baruch Spinoza ( 1632-1677 M)
Baruch Spinoza menyusun suatu sistem filsafat menyerupai
sistem ilmu ukur yang mana kebenaran-kebenaran yang ada tidak perlu dibuktikan
lagi. Menurutnya tidak perlu adanya bukti dalam suatu kebeneran, yang ada hanya
makna yang dikandung oleh kata-kata yang digunakan. Sehingga Spinoza menetapkan
beberapa definisi dari suatu istilah, misalnya substansi, Tuhan, kekekalan,
mede, dan sebagainya. Selain itu, Spinoza juga berpendapat bahwa apa saja yang
benar-benar ada, maka adanya itu haruslah abadi.
Implementasi
rasionalisme pada masyarakat contohnya dalam proses perkembangan ilmu
pengetahuan yang dimiliki oleh manusia harus dimulai dari rasio.Tanpa rasio
maka mustahil manusia itu dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan
sifatnya pasti dan teruji. Implementasi pada diri sendiri contohnya dalam
mengerjakan tugas-tugas kuliah kita memanfaatkan rasio dan menyelesaikannya
dengan akal pikiran kita,tidak menggunakan hal-hal yang tahayul seperti magic
untuk mempercepat selesainya tugas kita. Mengenai aliran ini, berpikir rasional
itu menurut saya wajar-wajar saja tetapi harus diingat bahwa ketika kita
terlalu menggunakan rasionalisme maka kita akan perlahan-lahan menjauh dari
Allah karena kita berpikir bahwa semua yang ada adalah hasil dari rasio kita
sendiri.
5.
Positivisme
Pengertian
positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam
pencapaian kebenarannya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-benar
terjadi.
Auguste Comte adalah tokoh aliran positivisme yang paling
terkenal. Kaum positivis percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alam
dimana metode-metode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan
hukum-hukum sosial kemasyarakatan. Aliran ini tentunya mendapat pengaruh dari
kaum empiris dan mereka sangat optimis dengan kemajuan dari revolusi Perancis. Bagi
Comte untuk menciptakan masyarakat yang adil, diperlukan metode positif yang
kepastiannya tidak dapat digugat. Metode positif ini mempunyai 4 ciri, yaitu :
1.
Metode
ini diarahkan pada fakta-fakta
2.
Metode
ini diarahkan pada perbaikan terus menerus dari syarat-syarat hidup
3.
Metode
ini berusaha ke arah kepastian
4.
Metode ini berusaha ke arah kecermatan
Metode positivisme juga mempunyai sarana-sarana bantu yaitu
pengamatan, perbandingan, eksperimen dan metode historis. Tiga yang pertama itu
biasa dilakukan dalam ilmu-ilmu alam, tetapi metode historis khusus berlaku
bagi masyarakat yaitu untuk mengungkapkan hukum-hukum yang menguasai
perkambangan gagasan-gagasan. Contoh : ketika ada kasus pembunuhan atau
perampasan tanah, maka harus didatangkan seorang saksi mata untuk mengatakan
bagaimana kejadian itu terjadi dan apa yang menyebabkan sehingga kebenaran
dapat terungkap jika tidak ada saksi mata maka yang bersangkutan harus
mengatakan yang sebenarnya. Alkitab sendiri mengatakan bahwa “jika ya,
hendaklah kamu katakan ya, jika tidak hendaklah kamu katakan tidak”, artinya
kita harus mengatakan kebenaran yang sesungguhnya.
6. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa
memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar. Ungkapan dari aliran ini adalah ”Truth is subjectivity”
atau kebenaran terletak pada pribadinya maka disebutlah baik, dan sebaliknya
keputusan itu tidak baik bagi pribadinya maka itulah yang buruk. Eksistensialisme adalah salah satu aliran
besar dalam filsafat, khususnya tradisi filsafat Barat. Eksistensialisme
mempersoalkan keberadaan manusia, dan keberadaan itu dihadirkan lewat
kebebasan. Tokoh eksistensialisme paling dikenal adalah Jean Paul Sartre, yang terkenal dengan diktumnya "human
is condemned to be free" atau manusia dikutuk untuk bebas. Artinya,
dengan adanya kebebasan maka manusia itu dapat bertindak. Bagi eksistensialis,
ketika kebebasan adalah satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari
kebebasan dari setiap individu adalah kebebasan individu lain. Membuat sebuah
pilihan atas dasar keinginan sendiri, dan sadar akan tanggung jawabnya pada
masa depan adalah inti dari eksistensialisme. Dari aliran ini, saya dapat
memberikan contoh: mau tidak mau kita akan terjun ke berbagai profesi seperti
guru, pengajar, dan sebagainya, tetapi yang dipersoalkan adalah, apakah kita
menjadi guru atas keinginan orang tua, atau keinginan sendiri.
7. Fenomenologi
Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari
manusia sebagai sebuah
fenomena. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Johann Heinrich
Lambert (1728 -
1777), seorang filsuf Jerman. Dalam bukunya Neues Organon (1764). ditulisnya
tentang ilmu yang tak nyata. G.W.F.
Hegel dan Edmund Husserl adalah dua tokoh penting dalam pengembangan pendekatan
filosofis ini. Tradisi fenomenologi berkonsentrasi pada pengalaman pribadi
termasuk bagian dari individu-individu yang ada saling memberikan pengalaman
satu sama lainnya. Komunikasi di pandang sebagai proses berbagi pengalaman atau
informasi antar individu melalui dialog. Fenomenologi menjelaskan fenomena
perilaku manusia yang dialami dalam kesadaran. Fenomenologi mencari pemahaman
seseorang dalam membangun makna dan konsep yang bersifat intersubyektif. Oleh
karena itu, penelitian fenomenologi harus berupaya untuk menjelaskan makna dan
pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala. Contohnya: Ketika
saya mengalami kesulitan dalam kuliah (Misalnya uang bemo) tentunya saya akan
menceritakan kepada teman saya, dan teman saya mengatakan bahwa saya juga
pernah seperti itu dan kemudian ia membantu saya. Menrut saya aliran ini
sanngat baik, kita sebagai manusia membutuhkan orang lain dalam hal apapun,
jadi bangunlah relasi yang baik antar sesame tanpa memandaang dia itu siapa.
8. Utilisme
Secara umum dapat dikatakan bahwa
sesuatu hal dikatakan bermanfaat, jika memberikan kebaikan kepada kita atau
yang menghindarkan kita dari keburukan. yang menjadi prinsip ialah kegunaan dari ukuran perbuatan
baik buruknya, atau dasar besar kecilnya manfaat yang ditimbulkannya, bagi
manusia. Tujuan utilitarisme ini adalah kesempurnaan hidup sebanyak mungkin
dari segi quality maupun dari segi quantity. Tujuannya adalah kebahagiaan
(happiness) orang banyak. Pengorbanan dipandang baik jika mendatangkan manfaat,
selain itu sia-sia belaka. Tokoh aliran ini adalah John Stuart Mill (1806-1873)
yang menandaskan bahwa kebaikan yang tertinggi (Summun Bonum) ialah utility
(manfaat). Sebagai akibat dari pendirian etika utilitarisme, maka segala
tingkah laku manusia selalu diarahkan kepada pekerjaan yang membuahkan manfaat
yang sebesar-besarnya. Dalam hubungan ini J.S.Mill menerangkan tentang utility
yang dikehendakinya : “Utility is happiness for the greatest number of
sentiment being” (kebahagiaan untuk jumlah manusia yang sebesar-besarnya).
Contoh yang dapat saya berikan dari aliran ini adalah saat kuliah saya diberi
tugas dogmatika untuk dikerjakan dan kemudian dipresentasikan di depan kelas,
dan materi yang saya dapatkan adalah mengenai “Pengakuan Iman Rasuli” bagian
pertama dan kedua, karena materi ini sangat penting maka saya harus berusaha
untuk mengerjakannya dan sampai pada saat untuk mempresentasikannya saya harus
bisa tepat waktu karena ketika saya terlambat maka yang menjadi rugi adalah
teman-teman saya.
9.
Kritisisme
Kritisisme
adalah filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dulu menyelidiki
kemampuan rasio dan batas-batasnya. Pelopor kritisisme adalah Immanuel Kant.
Immanuel Kant (1724 – 1804) mengkritisi Rasionalisme dan Empirisme yang hanya mementingkan satu sisi dari dua unsur (akal dan pengalaman) dalam mencapai kebenaran. Jadi filsafatnya dimaksudkan sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan rasio secara objektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk memberi tempat kepada iman kepercayaan. Dengan filsafatnya Kant bermaksud memugarkan sifat objektivitas dunia dan ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan dari sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subjeknya, lepas dari segala pengalaman, sedang empirisme mengira hanya dapat memperoleh pengenalan dari pengalaman saja. Dengan kritisisme, Imanuel Kant mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Kant setuju dengan Hume bahwa kita tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia "itu sendiri", namun hanya dunia itu seperti tampak "bagiku", atau "bagi semua orang". Menurut saya aliran ini mengajarkan kita untuk berpikir kritis. dan ini terjadi dalam bidang pendidikan serta semua bidang. Kita harus berpikir kritis karena perkembangan teknologi sekarang semakin canggih dan jika kita tidak bisa maka teknologi sendiri akan mempengaruhi kehidupan kita.
Immanuel Kant (1724 – 1804) mengkritisi Rasionalisme dan Empirisme yang hanya mementingkan satu sisi dari dua unsur (akal dan pengalaman) dalam mencapai kebenaran. Jadi filsafatnya dimaksudkan sebagai penyadaran atas kemampuan-kemampuan rasio secara objektif dan menentukan batas-batas kemampuannya, untuk memberi tempat kepada iman kepercayaan. Dengan filsafatnya Kant bermaksud memugarkan sifat objektivitas dunia dan ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana, orang harus menghindarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan dari sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subjeknya, lepas dari segala pengalaman, sedang empirisme mengira hanya dapat memperoleh pengenalan dari pengalaman saja. Dengan kritisisme, Imanuel Kant mencoba mengembangkan suatu sintesis atas dua pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan benar separuh, dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indera kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Kant setuju dengan Hume bahwa kita tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia "itu sendiri", namun hanya dunia itu seperti tampak "bagiku", atau "bagi semua orang". Menurut saya aliran ini mengajarkan kita untuk berpikir kritis. dan ini terjadi dalam bidang pendidikan serta semua bidang. Kita harus berpikir kritis karena perkembangan teknologi sekarang semakin canggih dan jika kita tidak bisa maka teknologi sendiri akan mempengaruhi kehidupan kita.
10. Romantik Idealisme Jerman
Romantic Idealisme Jerman adalah
sebuah gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad
ke-18 pada masa Revolusi Industri. Gerakan ini sebagian merupakan revolusi
melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik dari periode pencerahan
dan reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam, dalam seni dan sastra.
Zaman
romantic muncul pada tahun 1750 setelah zaman modern lainnya, yaitu zaman
Renaissance, Barok, dan zaman Fajar Budi. Pada zaman romantic, aliran yang
digunakan oleh tokoh-tokoh besar saat itu adalah aliran idealism. Aliran
Idealisme itu sendiri memprioritaskan terhadap ide-ide dan berlawanan dengan
“materialism” yang memprioritaskan dunia material saja. Tokoh zaman romantic
yang menganut aliran idealisme adalah George Wilhelm Friedrich Hegel.
Hegel memandang keseluruhan sejarah manusia sebagai
penampakan dari pola ini yang mana periode waktu tertentu memuat beberapa
konsepsi mengenai hal-hal tertentu dan konsepsi tersebut memuat di dalamnya
kontradiksi-kontradiksi atau kesulitan-kesulitan tertentu yang akhirnya menjadi
eksplisit. Hegel menyatakan bahwa ada berbagai cara untuk memandang dunia. Ada
sejumlah “bentuk-bentuk kesadaran”. Bentuk-bentuk kesadaran tersebut menyatakan
lebih baik atau mungkin lebih lengkap, bahwa sesuatu muncul sebagai
bagian dari keseluruhan.
11. Deontologi
Deontologi berasal dari kata Yunani deon, yang berarti sesuatu yang harus
dilakukan atau kewajiban yang harus dilakukan sesuai dengan norma sosial yang
berlaku. Sesuatu itu dianggap baik karena tuntutan norma sosial dan moral,
apapun dampaknya dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu
membawa hasil yang menguntungkan atau tidak, menyenangkan atau tidak. Istilah
ini, digunakan kedalam suatu sistem etika. Istilah ini digunakan pertama kali
oleh filsuf dari Jerman yaitu Immanuel Kant. Etika deontologis adalah teori filsafat moral yang mengajarkan
bahwa sebuah tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip
kewajiban yang relevan untuknya. Akar kata Yunani deon berarti 'kewajiban yang
mengikat' dan logos berarti “pengetahuan”. Istilah "deontology"
dipakai pertama kali oleh C.D. Broad dalam bukunya Five Types of Ethical
Theory.
Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan
karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan
tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu
juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar
sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu
tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan. Dari aliran ini,
contoh yang nyata dalam kehidupan : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan. Para penganut etika deontologis, seperti Immanuel Kant (1724-1804) sebagai pelopornya berpendapat bahwa norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak. Misalnya norma moral "jangan bohong" atau "bertindaklah secara adil" tidak perlu dipertimbangkan terlebih dulu apakah menguntungkan atau tidak, disenangi atau tidak, melainkan selalu dan di mana saja harus ditaati, entah apa pun akibatnya. Menurut saya aliran ini mengingatkan pada saya bagaimana kita harus mengikut Yesus, kita harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia. Ketika kita berbuat kebenaran di sisi lain ada yang membenci kita, tetapi kita harus ingat bahwa kita berbuat kebenaran/kebaikan bukan karena supaya orang lain menyukai kita tetapi itu yang harus kita lakukan sebagai umat yang percaya kepada Kristus.
contoh yang nyata dalam kehidupan : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan. Para penganut etika deontologis, seperti Immanuel Kant (1724-1804) sebagai pelopornya berpendapat bahwa norma moral itu mengikat secara mutlak dan tidak tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil yang menguntungkan atau tidak. Misalnya norma moral "jangan bohong" atau "bertindaklah secara adil" tidak perlu dipertimbangkan terlebih dulu apakah menguntungkan atau tidak, disenangi atau tidak, melainkan selalu dan di mana saja harus ditaati, entah apa pun akibatnya. Menurut saya aliran ini mengingatkan pada saya bagaimana kita harus mengikut Yesus, kita harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia. Ketika kita berbuat kebenaran di sisi lain ada yang membenci kita, tetapi kita harus ingat bahwa kita berbuat kebenaran/kebaikan bukan karena supaya orang lain menyukai kita tetapi itu yang harus kita lakukan sebagai umat yang percaya kepada Kristus.
12. Vitalisme
Aliran etika vitalisme berpendirian bahwa yang menjadi baik
buruknya perbuatan manusia harus diukur ada tidaknya daya hidup (vitalitas)
yang maksimum yang mengendalikan perbuatan itu. Orang kuat ialah orang yang
dapat memaksakan kehendaknya dan sanggup menjadikan dirinya selalu ditaati.
Aliran ini berusaha mengembangkan salah satu kekuatan naluri dalam diri
manusia, yakni instink berjuang (combative instinct). Menurut saya aliran ini mengajarkan mengenai
untuk apa manusia hidup. Apakah manusia hidup dan melakukan segala sesuatu
karena memang merupakan kewajibannya atau karena terpaksa. Contoh dalam
kehidupan sehari-hari yang saya temui: ada orang yang mau ke gereja, memuji dan
memuliakan Tuhan karena memang itu adalah ungkapan syukur atas semua yang sudah
Tuhan berikan, tetapi ada orang yang pergi hanya karena memang itu sudah
menjadi hal wajib.
Tokoh aliran ini adalah Friedrich Neitzhe (1844-1900),
Filsafatnya menonjolkan eksistensi baru sebagai “Libermensh” (manusia sempurna)
yang berkemauan keras menempuh hidup baru, filsafatnya bersifat atheistis,
tidak percaya pada Tuhan (Penentang gereja di Eropa).
13. Endaimonisme
Menurut aliran ini, yang merupakan tujuan hidup adalah
kebahagiaan. Namun menurut saya aliran ini kurang baik karena manusia hidup dan
menjadi lebih baik bukan karena dalam kehidupannya selalu ada kebahagian tetapi
karena selalu ada sesuatu “kegagalan” agar manusia mendapatkan
kebahagiaan. Bisa saja kita bahagia atas
penderitaan orang tanpa mempedulikannya. Firman Allah sendiri mengatakan bahwa
“suka duka itu dipakai oleh Tuhan untuk kebaikan kita”. Kebahagiaan di dunia
itu hanya sementara tetapi yang kita harus cari dan dapatkan adalah kebahagiaan
yang kekal.
14. Stoisisme
Stoisisme dirintis oleh zeno (336-264)SM, berasal
dari kata Stoa (gang-gang). Inti dari ajaran Stoa adalah etika. menurut ajaran
ini, manusia itu adalah bagian dari alam, sehingga ia wajib untuk hidup selaras
dengan alam. Contoh nyata, kita tidaak boleh merusak alam dengan membuang
sampah sembarangan, menebang pohon dan lain-lain. Karena kita dan alam saling
membutuhkan. Kita harus merawat atau menjaga kelestarian alam agar kita pun
daapat menghirup udara segar. Tanpa alam kita tidak mungkin hidup (makanan yang
kita makan itu berasal dari alam).
15. Evolusionisme
Paham yang menyatakan bahwa prinsip dasar proses alam adalah perubahan
dan perkembangan bentuk yang lebih rendah dan sederhana menuju bentuk yang
lebih tinggi dan mendekati kesempurnaan. Dalam pandangan ini, alam semesta dan
kehidupan manusia dalam segala perwujudan dan aspeknya merupakan hasil
perkembangan dan masih berkembang terus. Evolusionisme
berkaitan dalam bidang ilmu yaki biologi, antropologi, psikologi, metafisika,
etika dan agama. Pelopor
evolusionisme modern berutang besar pada pemikiran evolusionisme Yunani,
misalnya filsuf G. Cardano (1501-1576) mengadaptasikan evolusionisme
Empedokles dan jiwa dunia dari Zeno menjadi gagasan Kristiani tentang jiwa
abadi yang tak dapat mati.
16. Instrumentalisme
Dalam bahasa Inggris:
instrumentalism dari bahasa Latin instrumentum (alat, perkakas, perabot).
Pandangan filosofis bahwa ide-ide (hukum, teori, hipotesis) adalah alat yang
memungkinkan terjadinya manipulasi dan kalkulasi konseptual tertentu dalam
pemecahan teka-teki kehidupan dan peneltian ilmiah. Ide-ide digunakan untuk
mengontrol, memperkirakan, menjelaskan, menata, dan menciptakan
kemungkinan-kemungkinan bagi pengalaman manusia. Apakah ide-ide betul atau
tidak bukan soal. Sebaliknya, yang penting ialah apakah ide-ide itu cukup
berguna dan kuat untuk menjelaskan dan menyebabkan perubahan dan memuaskan
kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan manusia. Pemikiran dinilai menurut
hasilnya dalam membantu sebuah organisme menyesuaikan diri dan karenanya
mempertahankan hidup secara sosial dan sesuai dengan lingkungan. Contohnya :
Labtop dan Hand Phone yang dapat kita gunakan untuk berkomunikasi jarak jauh,
baik itu dengan teman, orangtua, saudara, dapat mengakses internet dengan cepat
tanpa harus ke warnet, dll. Bayangkan saja jika manusia sekarang tidak mengenal
HP/Labtop, pasti kita akan hidup dalam keterbelakangan. Intinya saat kita
menggunakan alat-alat tersebut kita harus bisa menempatkan diri dengan baik,
jangan sampai kita menjadikan mereka sebagi “Tuhan” kita.
17. Analisa Bahasa
Analisa
bahasa adalah metode yang khas dalam filsafat untuk menjelaskan,
menguraikan dan menguji kebenaran ungkapan-ungkapan filosofis.
Menguraikan dan menguji kebenaran hanya mungkin dilakukan lewat bahasa karena
bahasa memiliki fungsi kognitif. Contohnya: sebagai orang yang berpendidikan
kita harus dapat berbahasa sebagai orang yang sudah berpendidikan jangan kita
berbahasa seperti orang yang tidak berpendidikan.
18. Etik
Nilai-Nilai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar